APARAT DIAM, MAFIA SOLAR RIANG? Aktivis Bongkar Permainan Harga BBM Subsidi di Manado

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

APARAT DIAM, MAFIA SOLAR RIANG? Aktivis Bongkar Permainan Harga BBM Subsidi di Manado

Agustus 26, 2025


MANADO, Brantas.News– Dugaan praktik permainan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar bersubsidi kembali mencuat di Kota Manado. Investigasi lapangan pada Jumat (22/08/2025) menemukan adanya indikasi transaksi mencurigakan di SPBU 74.95208, yang terletak di dekat jembatan layang Ringroad.

Pantauan wartawan di lokasi menunjukkan harga solar bersubsidi yang seharusnya Rp6.800 per liter, diduga dijual dengan harga lebih tinggi, yakni Rp7.200–Rp7.300 per liter. Selisih Rp400–Rp500 per liter itu disebut-sebut hanya diberlakukan pada sejumlah truk yang diduga kuat menjadi bagian dari jaringan mafia solar ilegal di Manado dan Minahasa Utara.

Antrean panjang kendaraan berat di SPBU tersebut kerap terjadi. Dugaan muncul bahwa ada “jalur khusus” bagi pembeli tertentu yang mendapatkan prioritas pengisian.

Seorang sumber internal yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa praktik tersebut bukan hal baru.

“Ini modus lama yang kembali dimainkan. Solar bersubsidi seharusnya diperuntukkan bagi masyarakat yang berhak, bukan dijadikan komoditas bisnis gelap. Oknum staf SPBU dan para mafia solar ilegal ini patut ditindak tegas,” ujar R. Sondakh, aktivis anti-mafia migas Sulawesi Utara.

Kerugian Negara Capai Miliaran

Menurut Sondakh, dugaan permainan harga ini tidak hanya merugikan masyarakat kecil, khususnya nelayan dan petani, tetapi juga menimbulkan kerugian negara dalam jumlah signifikan.

Jika dihitung dari rata-rata penjualan satu SPBU yang bisa mencapai 20.000 liter solar bersubsidi per hari, selisih Rp500 per liter berarti ada potensi keuntungan ilegal Rp10 juta per hari hanya dari satu SPBU. Dalam sebulan, angkanya bisa menembus Rp300 juta, dan jika praktik serupa terjadi di beberapa SPBU lain di Sulawesi Utara, potensi kerugian negara bisa mencapai miliaran rupiah setiap bulan.

“Kalau aparat penegak hukum diam saja, berarti ada pembiaran. Kami mendesak Polri, khususnya Polda Sulut, segera turun tangan melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap SPBU 74.95208. Para pemilik truk yang jelas-jelas menjadi bagian jaringan mafia solar juga harus diusut,” tegas Sondakh.

Warga Resah, Aparat Diminta Tegas

Sejumlah warga yang ditemui di sekitar SPBU mengaku resah. Selain antrean panjang yang sering terjadi, praktik permainan harga ini menimbulkan kecemburuan sosial.

“Kadang kita yang pakai untuk kendaraan pribadi malah dipersulit, tapi truk-truk besar itu lancar saja. Padahal mereka jelas-jelas borong solar,” keluh seorang warga yang tinggal di sekitar Ringroad.

Informasi yang beredar menyebutkan SPBU 74.95208 diduga milik mantan Gubernur Sulawesi Utara dua periode, Olly Dondokambey. Kaitan nama besar dalam bisnis migas kerap menjadi faktor yang membuat praktik kotor sulit disentuh hukum.

Hingga berita ini diturunkan, pihak pengelola SPBU 74.95208 belum memberikan klarifikasi resmi terkait dugaan tersebut.

Publik kini menanti langkah tegas aparat penegak hukum untuk membongkar dugaan kongkalikong antara oknum SPBU dan mafia solar yang selama ini diduga menjadi penyebab bocornya subsidi negara. Jika dibiarkan, praktik ini berpotensi terus menggerogoti keuangan negara sekaligus menambah beban hidup masyarakat kecil yang seharusnya menjadi penerima manfaat BBM bersubsidi.


Cia